Dalam KTT GNB ke-16 yang akan berlangsung pada 30-31 Agustus di
Teheran, Iran, sama seperti pada KTM GNB ke-16 di Bali, Palestina
mendapat perhatian khusus. Bahkan komite khusus untuk Palestina pun
dibuat. Mereka sempat hendak menyelenggarakan KTT khusus Palestina di
Ramallah bulan lalu tetapi banyak anggota delegasi tidak mendapatkan
visa kunjungan dari Israel sehingga acara itu pun batal.
Komite GNB selama ini selalu berusaha mendorong negara-negara yang
belum mengakui Palestina agar segera memberikan pengakuan kepada negara
yang sudah lebih dari enam dekade dijajah Isreal itu. Suara dari seluruh
negara-negara GNB dipandang akan dapat memperkuat dukungan terhadap
Palestina untuk masuk menjadi anggota PBB.
Masalah pengakuan negara Palestina menjadi perhatian yang mencuat di
GNB ketika Perdana Menteri Palestina pada 2009 mengeluarkan dokumen
“Pengakhiran Pendudukan di Palestina”.
Dalam dokumen itu disebutkan, Palestina akan menjadi negara dengan
dengan Yerusalem sebagai ibukota dan batas wilayah Palestina tahun
1967. Dalam dokumen ini disebutkan juga keinginan Palestina untuk
mengajukan diri sebagai anggota PBB dalam sidang umumnya pada 2011.
Selain dorongan terhadap dukungan universal negara Palestina,
deklarasi mengenai Palestina juga berisi mengenai sambutan baik atas
kesepakatan rekonsiliasi antara faksi-faksi di Palestina.
Seperti diketahui, pemerintahan Palestina sendiri dilanda konflik
antara Hamas dan Fatah. Bahkan, lantaran ini pula, Presiden Mahmud Abbas
dari Fatah sempat mengancam akan memboikot KTT di Teheran jika pimpinan
Hamas diundang ke sana.
Masalah ini sudah diklarifikasi dengan dikeluarkannya pernyataan dari
pemerintah Iran yang menyebutkan bahwa otoritas Iran hanya akan
mengundang Abbas.
No comments:
Post a Comment