Pemerintah Turki menunjukkan komitmen
nyata untuk menyudahi penderitaan etnis Muslim Rohingya di Myanmar.
Rombongan menteri luar negeri Turki, Ahmet Davutoglu tiba di Myanmar,
Kamis (9/8) dalam kunjungan kenegaraan ke negeri yang baru terbebas dari
cengkeraman junta militer itu.
Dalam lawatannya itu, Davutoglu melakukan pertemuan resmi dengan
sejumlah pemimpin Myanmar. Lawatan itu juga ditujukan untuk mengawasi
distribusi bantuan kemanusiaan Turki bagi pengungsi Muslim Rohingya.
Saat bertemu dengan Presiden Thein Sein, Davutoglu menyampaikan
rencana Turki untuk membuka kedutaan besar di Myanmar. Thein Sein pun
menyambut baik rencana tersebut dan balas menyatakan keinginannya untuk
membuka kedutaan di Turki.
Davotoglu juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan menteri luar
negeri Myanmar, Wunna Maung dan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi.
Sebelumnya, ia menyempatkan diri mengunjungi makam tentara-tentara Turki
yang disandera Inggris dan dibawa ke Myanmar semasa Perang Dunia I.
Istri Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Emine Erdogan, dan
putrinya, Sumeyye Erdogan juga turut serta dalam rombongan.
Dalam salah satu pidatonya, Emine menyatakan keprihatinan mendalam
terhadap penderitaan yang dialami etnis Muslim Rohingya. "Di sebuah era
di mana doktrin-doktrin Budha banyak dijadikan pedoman, sangat
mengerikan melihat apa yang telah dilakukan oleh para pengikutnya di
sini.
Bagaimana respons komunitas internasional seandainya pembantaian
ini dilakukan oleh orang-orang Muslim?' kata Emine seraya merujuk data
77 korban tewas dalam konflik antaretnis yang merundung Myanmar. (Sumber:Republika)
No comments:
Post a Comment